Menyebut kata “seks”, kesannya
sesuatu yang sifatnya vulgar, porno dan seronok, sehingga kedengarannya sangat
menjurus kepada hubungan intim antar dua lawan jenis yang berbeda, persepsi
seperti inilah yang menyebabkan kata seks menjadi tabu untuk dibicarakan di
depan umum, apalagi di depan siswa (remaja). Padahal sesungguhnya pendidikan
seks adalah salah-satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks,
khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan. Kalau
kita melihat fenomena remaja sekarang, sudah sangat perlu pendidikan seks
diajarkan sebagai salah satu muatan kurikulum di sekolah, mengingat pendidikan
seks ini banyak hal-hal yang perlu diketahui oleh para remaja, bukan hanya
kebutuhan biologis itu saja. Karena bilamana para remaja memandang seks hanya
kebutuhan biologis saja yang penuh dengan cerita seribu macam kesenangan yang
dapat membuat orang mabuk kepayang, tanpa mereka tahu bagaimana resiko hamil
diluar nikah dan permasalahan lainnya, maka akibatnya pergaulan remaja semakin
memprihatinkan dan pembuktian seperti ini sudah tidak terlalu sulit di era
informasi dewasa ini.
Mencermati persoalan seks yang
melanda remaja, menjadi sesuatu yang menarik untuk ditelusuri dan dipahami
bersama, bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan yang menyangkut persoalan
pendidikan dan persoalan di dalam keluarga. Persoalan seks bebas di kalangan remaja
merupakan persoalan yang amat menarik, karena didalam diri remaja tersebut yang
mana persoalan bangsa akan menjadi tanggung jawabnya di masa depan. Maka,
apabila remaja banyak yang rusak akhlaknya, dapat dipastikan negeri ini akan
menghadapi kehancuran. Kehancuran moral dan nilai-nilai budaya serta jauh dari
norma-norma yang telah ditetapkan.
Dengan ada perkembangan zaman
sekarang ini, pergaulan bebas di kalangan remaja juga ikut semakin meningkat
dan membimbangkan banyak pihak, terutama para orang tua. Penyebabnya adalah
anak-anak itu suka meniru-niru orang yang disukainya, padahal belum tentu orang
yang diikutinya itu membawa kepada hal-hal yang positif. Dan faktor lain adalah
lemahnya iman, dunia cinta remaja dan pengaruh media massa.
Serangan terhadap remaja yang begitu
gencar dan bertubi-tubi, disisi lain ketahanan mental remaja sangat labil dan
gampang goyang, apalagi pengaruh dan rayuan tersebut sangat sistimatis sekali
yang dibungkus dengan berbagai bentuk acara, sehingga kadangkala remaja
terlena oleh tipuan tersebut, apa lagi pada usia remaja baru mencari bentuk dan
idola, sehingga tingkah-lakunya senang meniru-niru model atau gaya.
Bentuk – Bentuk Prilaku Seksual
Duvall, E.M & Miller, B.C (1985) mengatakan bahwa bentuk
prilaku seksual pranikah mengalami peningkatan secara bertahap. Adapun bentuk –
bentuk prilaku seksual tersebut adalah
a. Touching
Berpegangan tangan, berpelukan.
b. Kissing
Berkisar dari ciuman singkat dan
cepat sampai kepada ciuman yang lama dan lebih intim.
c. Petting
Menyentuh atau meraba daerah erotis
dari tubuh pasangan biasanya meningkat dari meraba ringan sampai meraba alat
kelamin.
d. Sexual Intercourse
Hubungan kelamin atau senggama
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
bentuk-bentuk dari prilaku seksual menurut Duvall, E.M & Miller, B.C (1985)
yaitu touching, kissing, petting
FAKTOR
- FAKTOR PENYEBAB NYA
1. Globalisasi
Di era globalisasi saat ini gak bisa dipungkiri globalisasi punya andil yang amat
besar dalam perubahan life style seseorang , salah satunya pengaruh budaya
barat yang bebas dan menghalalkan segala hal contohnya seks pranikah . sehingga
banyak diantara kita yang mengikuti tren ini sebagai tanda pergaulan yaang
setara dengan dunia barat serta rasa bangga karena sudah punya pengalaman
melakukan seks . ga cuma itu aja guys , gadget yang sedang happening saat ini
seperti tablet dan smartphone memudahkan kita berselancar di internet dan
semakin mudah membuka situs-situs porno sehingga membuat kita cenderung ingin
melakukan seks pranikah apalagi setelah melihat adegan-adegan yang
diperlihatkan . huffftt makanya guys use internet well yah dengan hal-hal
positif agar kita dapat mencegah seks pranikah
2. Rasa ingin tahu yang dialami
remaja
masa remaja adalah masa transisi dimana periode seseorang yang bisa dikatakan
amat berbahaya karena dimasa ini adalah proses menuju kedewasaaan . pasti
kalian pernah penasaran kan apa sih sebenarnya dan seperti apa sih rasanya
melakukan hubungan seks ? nah guys berawal dari penasaran itulah , remaja akan
cenderung ingin melakukan hubungan seks pranikah dengan pasangan apalagi itu
akan terjadi apabila adanya kesempatan untuk melakukannya . so guys hindari
pacaran ditempat yang memicu kita melakukan hubungan seks yah . ingat resiko
kedepannya nanti hehe
3 . LOVE??
why must be love ? simple kok , banyak pasangan yang mengidentikkan cinta
dengan seks , dan mereka melakukan hubungan itu sebagai bentuk bukti cinta
terhadap pasangan , alasannya klasik , ajakan dari pasangan yang memaksa dengan
ancama meninggalkan dan biasannya akan dilakukan karena takut kehilangan
cintanya . karena disisi lain mereka beranggapan bahwa cinta itu berujung nafsu
dan nafsu tidak ada ujungnya . so apa sebenarnya seks pranikah mengandung
cinta? mostly NO! biasanya hanya dilakukan karena nafsu belaka . so guys love
is not about sex ! masih banyak kegiatan yang bisa kita lakukan dengan pasangan
yang lebih mengasyikkan kok :)
4 . Kurangnya iman dan pengetahuan
agama
faktor ini sebenarnya kembali kepada individu masing-masing , karena kurangnya
pengetahuan agama dan iman yang tertanam didalam diri kita , maka akan sangat
mudah bagi syetan yang ada didiri kita cenderung melakukan hal negatif seperti
seks pranikah ini . namun jika kita sudah ditanamkan iman dan pembekalan agama
yang cukup niscaya kita tidak akan mudah terpengaruh hal-hal negatif karena
secara otomatis kita akan langsung memikirkan dampak yang akan terjadi
kedepannya dan dikemudian hari .
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Prilaku Seksual Pranikah Remaja
Pratiwi (2004) mengatakan bahwa
prilaku seksual remaja disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
tersebut adalah :
1. Biologis
Yaitu, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas
dan pengaktifan hormonal yang dapat menimbulkan prilaku seksual.
2. Pengaruh Orangtua
kurangnya komunikasi secara terbuka
antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat
munculnya penyimpangan prilaku seksual.
3. Pengaruh teman sebaya
Pengaruh teman sebaya membuat remaja
mempunyai kecenderungan untuk memakai norma teman sebaya dibandingkan norma
sosial yang ada.
4. Akademik
Remaja yang prestasi dan aspirasi
yang rendah cenderung lebih sering memunculkan prilaku seksual dibandingkan
remaja dengan prestasi yang baik di sekolah.
5. Pemahaman
Pemahaman kehidupan sosial akan
membuat remaja mampu untuk mengambil keputusan yang akan memberikan pemahaman
prilaku seksual dikalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara
tepat berdasarkan nilai – nilai yang dianutnya akan menampilkan prilaku seksual
yang sehat.
6. Pengalaman Seksual
Semakin banyak remaja mendengar, melihat dan mengalami
hubungan seksual maka semakin kuat stimulasi yang mendorong munculnya prilaku
seksual tersebut, misalnya melihat gambar – gambar porno diinternet ataupun
mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual.
7. Pengalaman dan Penghayatan Nilai
– Nilai Keagamaan
Remaja yang memiliki penghayatan
yang kuat mengenai nilai – nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung
mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari
kepuasan dari prilaku yang produktif.
8. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian seperti harga
diri, kontrol diri dan tanggung jawab akan membuat remaja mampu mengambil dan
membuat keputusan.
9. Pengetahuan mengenai Kesehatan
Reproduksi
Remaja yang memiliki pemahaman
secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami
prilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan
dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor –
faktor yang mempengaruhi prilaku seksual pada remaja menurut Pratiwi (2004) yaitu
biologis, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, akademik, pemahaman,
pengalaman seksual, pengalaman dan penghayatan nilai – nilai keagamaan,
kepribadian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
PENGARUH BURUK
Akibat bagi remaja :
1. Menambah
risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO), sifilis,
Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS.
2. Remaja
perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan,
pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan.
3. Trauma
kejiwaan (depresi, rendah din, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), remaja
laki-laki jadi tidak peqaka, remaja perempuan tidak perawan.
4. Kemungkinan
hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja,
terutama bagi remaja perempuan, Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
MEMINIMALISIR SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA
1) Sibukkan
remaja dengan berbagai aktivitas positif.
Remaja yang sibuk dengan berbagai kegiatan positif, kecil kemungkinan akan memikirkan hal-hal yang negatif, termasuk masalah seks.
Contoh berbagai kegiatan positif :
- olahraga : futsal, basket, berenang, memanah, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, lari
- bela diri : silat, karate, taekwondo, kungfu
- Kelompok Ilmiah Remaja
- jurnalistik : membuat buletin, majalah dinding
- kegiatan keagamaan untuk remaja : pengajian, belajar membaca Al Quran
- Organisasi Siswa
- bisnis : makanan, jam tangan, pulsa handphone, tas
- mengikuti berbagai perlombaan : olympiade bidang studi, story telling, kaligrafi, karikatur, komputer, membaca puisi, menyanyikan lagu, olahraga, kuis, pidato
- pramuka
- Palang Merah Remaja
Remaja yang sibuk dengan berbagai kegiatan positif, kecil kemungkinan akan memikirkan hal-hal yang negatif, termasuk masalah seks.
Contoh berbagai kegiatan positif :
- olahraga : futsal, basket, berenang, memanah, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, lari
- bela diri : silat, karate, taekwondo, kungfu
- Kelompok Ilmiah Remaja
- jurnalistik : membuat buletin, majalah dinding
- kegiatan keagamaan untuk remaja : pengajian, belajar membaca Al Quran
- Organisasi Siswa
- bisnis : makanan, jam tangan, pulsa handphone, tas
- mengikuti berbagai perlombaan : olympiade bidang studi, story telling, kaligrafi, karikatur, komputer, membaca puisi, menyanyikan lagu, olahraga, kuis, pidato
- pramuka
- Palang Merah Remaja
2) Siram
rohani remaja dengan nilai-nilai keimanan.
Keimanan akan menjadi penjaga bagi perilaku remaja. Keimanan yang mendalam akan menumbuhkan rasa malu untuk melakukan penyimpangan. Walaupun tidak ada orang yang lelihat, mereka yakin bahwa Allah melihat segala perbuatan mereka. Tidak ada suatu tempat pun yang luput dari pengawasan Allah.
Keimanan akan menjadi penjaga bagi perilaku remaja. Keimanan yang mendalam akan menumbuhkan rasa malu untuk melakukan penyimpangan. Walaupun tidak ada orang yang lelihat, mereka yakin bahwa Allah melihat segala perbuatan mereka. Tidak ada suatu tempat pun yang luput dari pengawasan Allah.
3) Berikan
pemahaman tentang dampak negatif seks bebas.
Pengetahuan tentang dampak negatif seks bebas akan mencegah remaja untuk melakukannya.
Beberapa dampak negatif seks bebas adalah:
- pelaku seks bebas akan mendapat cap negatif dari masyarakat, sebagai orang yang tidak bermoral
- diri dan keluarga akan mendapatkan malu
- bagi remaja wanita yang melakukannya, ada kemungkinan akan hamil, yang membuat mereka malu bila diketahui oleh masyarakat.
Pengetahuan tentang dampak negatif seks bebas akan mencegah remaja untuk melakukannya.
Beberapa dampak negatif seks bebas adalah:
- pelaku seks bebas akan mendapat cap negatif dari masyarakat, sebagai orang yang tidak bermoral
- diri dan keluarga akan mendapatkan malu
- bagi remaja wanita yang melakukannya, ada kemungkinan akan hamil, yang membuat mereka malu bila diketahui oleh masyarakat.
4) Kontrol
media massa yang mereka saksikan.
Ingatkan remaja untuk menjauhi media massa yang menampilkan pornografi. Menyaksikan adegan porno akan merangsang hasrat seksual remaja, yang dikhawatirkan akan mendorong mereka untuk melakukan seks bebas.
Media yang perlu diwaspadai adalah internet. Lewat internet, remaja dapat dengan mudah mengakses berbagai tayangan pornografi. Situs pornografi di internet mencapai 492 juta.
Berbagai pihak sudah mengupayakan adanya proteksi terhadap situs porno, namun tentu itu tidak cukup. Walau sebagian situs porno sudah diblokir, yang belum masih banyak. Oleh karena itu, kegiatan kontrol menjadi sangat penting.
5. Perhatikan teman bergaul mereka.
Ingatkan remaja untuk memilih teman yang membawa manfaat untuk mereka, bukan teman yang akan menjerumuskan mereka ke lembah bencana. Anjurkan remaja untuk memilih teman yang senang melakukan berbagai kegiatan positif.
Ingatkan remaja untuk menjauhi media massa yang menampilkan pornografi. Menyaksikan adegan porno akan merangsang hasrat seksual remaja, yang dikhawatirkan akan mendorong mereka untuk melakukan seks bebas.
Media yang perlu diwaspadai adalah internet. Lewat internet, remaja dapat dengan mudah mengakses berbagai tayangan pornografi. Situs pornografi di internet mencapai 492 juta.
Berbagai pihak sudah mengupayakan adanya proteksi terhadap situs porno, namun tentu itu tidak cukup. Walau sebagian situs porno sudah diblokir, yang belum masih banyak. Oleh karena itu, kegiatan kontrol menjadi sangat penting.
5. Perhatikan teman bergaul mereka.
Ingatkan remaja untuk memilih teman yang membawa manfaat untuk mereka, bukan teman yang akan menjerumuskan mereka ke lembah bencana. Anjurkan remaja untuk memilih teman yang senang melakukan berbagai kegiatan positif.
SEKSUAL PRA NIKAH REMAJA
Hubungan seksual adalah suatu hal
yang sakral dan bertujuan untukmengembangkan keturunan.Kenikmatan yang
diperoleh dari hubungantersebut merupakan karunia Tuhan kepada manusia dalam
melaksanakanfungsinya meneruskan keturunan.Oleh karena itu hubungan seksual
harusdilakukan dalam ikatan yang sah, dimana pasangan terikat komitmen
dantanggung jawab moral (Jernih, 2010).Seksual pranikah remaja adalah hubungan
seksual yang dilakukan remajasebelum menikah (BKKBN, 2007).
Definisi yang dirumuskan oleh WHO,
remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak- kanak menjadi dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan social
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2006).
Perkembangan seorang remaja menurut Smith dan Anderson dalam
Dhamayanti (2009) terbagi menjadi
tiga tipe yaitu remaja dini (10-13 tahun), remaja pertengahan (14-16 tahun),
remaja akhir (17-21 tahun). Aspek seksual pada remaja mempunyai kekhususan
antara lain pengalaman berfantasi dan mimpi basah. Fantasi ini tidak hanya
dialami oleh para remaja, tetapi ternyata masih sering dialami sampai pada saat
dewasa.Remaja menginginkan kebebasan yang lebih banyak dan kadang-kadang ingin
lebih leluasa melakukan aktifitas seksual, walaupun tidak jarang menimbulkan
konflik dalam dirinya sehingga sebagian merasa berdosa dan cemas
(Soetjiningsih, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual yang
pertama dialami oleh remaja menurut Soetjiningsih (2007) yaitu:
A.
waktu/ saat mengalami pubertas
B.
kontol sosial kurang tepat (terlalu ketat atau terlalu
longgar), kurangnya kontrol dari orang tua, remaja tidak tahu batas-batas mana
yang boleh dan mana yang tidak boleh,
C.
frekuensi pertemuan dengan pacarnya, hubungan antar
mereka semakin romantis, adanya keinginan untuk menunjukkkan cinta pada
pacarnya, penerimaan aktifitas seksual pacarnya.
D.
status ekonomi, kondisi keluarga yang tidak
memungkinkan untuk mendidik anak-anak untuk memasuki masa remaja dengan baik,
E.
korban pelecehan seksual,
F.
tekanan dari teman sebaya, penggunaan obat-obat
terlarang dan alcohol, merasa sudah saatnya untuk melakukan aktivitas seksual
sebab sudah merasa matang secara fisik,
G.
sekedar menunjukkan kegagahan dan kemampuan fisiknya,
H.
terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat
peningkatan kadar hormon reproduksi atau seksual. Menurut Smith dan Anderson
dalam Dhamayanti (2009) munculnya dorongan seksual terjadi pada remaja
pertengahan. Faktor- faktor yang meningkatkan dorongan seksual pada remaja
menurut BKKBN (2007) yaitu menonton film porno, melihat gambar porno, mendengar
cerita porno, berduaan di tempat sepi, berkhayal tentang seksual, menggunakan
zat perangsang atau napza.Cara mengendalikannya yaitu dengan taat beribadah,
remaja memahamitugas utamanya misalnya belajar dan bekerja, mengisi waktu
sesuaidengan bakat, minat dan kemampuan misalnya olahraga, kesenian
danberorganisasi.Akibat terjadinya hubungan seksual pranikah bagi remaja
menurut Chyntia(2003) yaitu:
1) Kehamilan
Hubungan seks satu kali saja bisa
mengakibatkan kehamilan biladilakukan pada masa subur/ masa ovulasi.
2) Aborsi tidak aman
Menggugurkan kandungan dengan cara
aborsi tidak aman dapatmengakibatkan kematian.
3) Penyakit kelamin
Definisi penyakit kelamin menurut
Sa’abah (2001) yaitu penyakit yangdiakibatkan oleh infeksi diikuti peradangan
dan ditularkan melaluihubungan seksual.Hubungan seks satu kali saja dapat
menularkanpenyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu
penyakitkelamin.
2. Perkembangan perilaku seksual remaja
Perkembangan fisik termasuk organ
seksual yaitu terjadinya kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi
atau hormon seks baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan
menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada
kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat
dalam minat remaja terhadap lawan jenis.Terjadinya peningkatan perhatian remaja
terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik
selama periode pubertas (Santrock, 2003).
Remaja perempuan lebih
memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula
remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan
(Rumini dan Sundari, 2004).Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah
seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan
lawan jenis.Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongan-dorongan
dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual.Sebagian besar dari remaja
biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis dalam
bentuk pacaran atau percintaan.Bila ada kesempatan para remaja melakukan
sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja
tersebut mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Soetjiningsih,
2004).
Meskipun fungsi seksual remaja
perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada
perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari pada remaja
perempuan.Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan
sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan
hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang
terlibat saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering
merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri
mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta.Sejumlah peneliti menemukan bahwa
remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa alasan
utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003).
KESIMPULAN
Hindari hubungan seks pra nikah jika
masa depanmu ingin cemerlang. Karena, hubungan seks pra nikah ini dapat
menghancurkan masa depanmu serta memalukan keluargamu sendiri. Bahaya utama
dari melakukan hubungan seks pra nikah ini yaitu menderita penyakit HIV/AIDS
yang sampai saat ini belum ditemukan obat atau pencegahannya, banyak hal yang
dapat dilakukan untuk menghindari hubungan seks pra nikah. Selain itu, perlu
adanya dukungan dari lingkungan sekitar dalam mewujudkan remaja yang terbebas
dari hubungan seks pra nikah, spt teman, keluarga dan lingkungan sekolah