Powered By Blogger

Minggu, 01 Juni 2014

Kesehatan reproduksi remaja dan seks pranikah

Menyebut kata “seks”, kesannya sesuatu yang sifatnya vulgar, porno dan seronok, sehingga kedengarannya sangat menjurus kepada hubungan intim antar dua lawan jenis yang berbeda, persepsi seperti inilah yang menyebabkan kata seks menjadi tabu untuk dibicarakan di depan umum, apalagi di depan siswa (remaja). Padahal sesungguhnya pendidikan seks adalah salah-satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan. Kalau kita melihat fenomena remaja sekarang, sudah sangat perlu pendidikan seks diajarkan sebagai salah satu muatan kurikulum di sekolah, mengingat pendidikan seks ini banyak hal-hal yang perlu diketahui oleh para remaja, bukan hanya kebutuhan biologis itu saja. Karena bilamana para remaja memandang seks hanya kebutuhan biologis saja yang penuh dengan cerita seribu macam kesenangan yang dapat membuat orang mabuk kepayang, tanpa mereka tahu bagaimana resiko hamil diluar nikah dan permasalahan lainnya, maka akibatnya pergaulan remaja semakin memprihatinkan dan pembuktian seperti ini sudah tidak terlalu sulit di era informasi dewasa ini.

Mencermati persoalan seks yang melanda remaja, menjadi sesuatu yang menarik untuk ditelusuri dan dipahami bersama, bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan yang menyangkut persoalan pendidikan dan persoalan di dalam keluarga. Persoalan seks bebas di kalangan remaja merupakan persoalan yang amat menarik, karena didalam diri remaja tersebut yang mana persoalan bangsa akan menjadi tanggung jawabnya di masa depan. Maka, apabila remaja banyak yang rusak akhlaknya, dapat dipastikan negeri ini akan menghadapi kehancuran. Kehancuran moral dan nilai-nilai budaya serta jauh dari norma-norma yang telah ditetapkan.

Dengan ada perkembangan zaman sekarang ini, pergaulan bebas di kalangan remaja juga ikut semakin meningkat dan membimbangkan banyak pihak, terutama para orang tua. Penyebabnya adalah anak-anak itu suka meniru-niru orang yang disukainya, padahal belum tentu orang yang diikutinya itu membawa kepada hal-hal yang positif. Dan faktor lain adalah lemahnya iman, dunia cinta remaja dan pengaruh media massa.
Serangan terhadap remaja yang begitu gencar dan bertubi-tubi, disisi lain ketahanan mental remaja sangat labil dan gampang goyang, apalagi pengaruh dan rayuan tersebut sangat sistimatis sekali yang dibungkus dengan  berbagai bentuk acara, sehingga kadangkala remaja terlena oleh tipuan tersebut, apa lagi pada usia remaja baru mencari bentuk dan idola, sehingga tingkah-lakunya senang meniru-niru model atau gaya.


Bentuk – Bentuk Prilaku Seksual
Duvall, E.M & Miller, B.C (1985) mengatakan bahwa bentuk prilaku seksual pranikah mengalami peningkatan secara bertahap. Adapun bentuk – bentuk prilaku seksual tersebut adalah

a. Touching
Berpegangan tangan, berpelukan.
b. Kissing

Berkisar dari ciuman singkat dan cepat sampai kepada ciuman yang lama dan lebih intim.
c. Petting

Menyentuh atau meraba daerah erotis dari tubuh pasangan biasanya meningkat dari meraba ringan sampai meraba alat kelamin.
d. Sexual Intercourse

Hubungan kelamin atau senggama
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dari prilaku seksual menurut Duvall, E.M & Miller, B.C (1985) yaitu touching, kissing, petting

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB NYA
1. Globalisasi
             Di era globalisasi saat ini gak bisa dipungkiri globalisasi punya andil yang amat besar dalam perubahan life style seseorang , salah satunya pengaruh budaya barat yang bebas dan menghalalkan segala hal contohnya seks pranikah . sehingga banyak diantara kita yang mengikuti tren ini sebagai tanda pergaulan yaang setara dengan dunia barat serta rasa bangga karena sudah punya pengalaman melakukan seks . ga cuma itu aja guys , gadget yang sedang happening saat ini seperti tablet dan smartphone memudahkan kita berselancar di internet dan semakin mudah membuka situs-situs porno sehingga membuat kita cenderung ingin melakukan seks pranikah apalagi setelah melihat adegan-adegan yang diperlihatkan . huffftt makanya guys use internet well yah dengan hal-hal positif agar kita dapat mencegah seks pranikah
2. Rasa ingin tahu yang dialami remaja
        masa remaja adalah masa transisi dimana periode seseorang yang bisa dikatakan amat berbahaya karena dimasa ini adalah proses menuju kedewasaaan . pasti kalian pernah penasaran kan apa sih sebenarnya dan seperti apa sih rasanya melakukan hubungan seks ? nah guys berawal dari penasaran itulah , remaja akan cenderung ingin melakukan hubungan seks pranikah dengan pasangan apalagi itu akan terjadi apabila adanya kesempatan untuk melakukannya . so guys hindari pacaran ditempat yang memicu kita melakukan hubungan seks yah . ingat resiko kedepannya nanti hehe
3 . LOVE??
       why must be love ? simple kok , banyak pasangan yang mengidentikkan cinta dengan seks , dan mereka melakukan hubungan itu sebagai bentuk bukti cinta terhadap pasangan , alasannya klasik , ajakan dari pasangan yang memaksa dengan ancama meninggalkan dan biasannya akan dilakukan karena takut kehilangan cintanya . karena disisi lain mereka beranggapan bahwa cinta itu berujung nafsu dan nafsu tidak ada ujungnya . so apa sebenarnya seks pranikah mengandung cinta? mostly NO! biasanya hanya dilakukan karena nafsu belaka . so guys love is not about sex ! masih banyak kegiatan yang bisa kita lakukan dengan pasangan yang lebih mengasyikkan kok :)
4 . Kurangnya iman dan pengetahuan agama
       faktor ini sebenarnya kembali kepada individu masing-masing , karena kurangnya pengetahuan agama dan iman yang tertanam didalam diri kita , maka akan sangat mudah bagi syetan yang ada didiri kita cenderung melakukan hal negatif seperti seks pranikah ini . namun jika kita sudah ditanamkan iman dan pembekalan agama yang cukup niscaya kita tidak akan mudah terpengaruh hal-hal negatif karena secara otomatis kita akan langsung memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya dan dikemudian hari .


Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Seksual Pranikah Remaja
Pratiwi (2004) mengatakan bahwa prilaku seksual remaja disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :
1. Biologis
Yaitu, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal yang dapat menimbulkan prilaku seksual.
2. Pengaruh Orangtua
kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan prilaku seksual.

3. Pengaruh teman sebaya
Pengaruh teman sebaya membuat remaja mempunyai kecenderungan untuk memakai norma teman sebaya dibandingkan norma sosial yang ada.

4. Akademik
Remaja yang prestasi dan aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan prilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik di sekolah.

5. Pemahaman
Pemahaman kehidupan sosial akan membuat remaja mampu untuk mengambil keputusan yang akan memberikan pemahaman prilaku seksual dikalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan nilai – nilai yang dianutnya akan menampilkan prilaku seksual yang sehat.

6. Pengalaman Seksual
Semakin banyak remaja mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual maka semakin kuat stimulasi yang mendorong munculnya prilaku seksual tersebut, misalnya melihat gambar – gambar porno diinternet ataupun mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual.


7. Pengalaman dan Penghayatan Nilai – Nilai Keagamaan
Remaja yang memiliki penghayatan yang kuat mengenai nilai – nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari prilaku yang produktif.

8. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian seperti harga diri, kontrol diri dan tanggung jawab akan membuat remaja mampu mengambil dan membuat keputusan.

9. Pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi
Remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami prilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku seksual pada remaja menurut Pratiwi (2004) yaitu biologis, pengaruh teman sebaya, pengaruh orang tua, akademik, pemahaman, pengalaman seksual, pengalaman dan penghayatan nilai – nilai keagamaan, kepribadian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.



PENGARUH BURUK
Akibat bagi remaja : 
1.      Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO), sifilis, Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS.
2.      Remaja perempuan terancam kehamilan  yang   tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan.
3.      Trauma kejiwaan (depresi, rendah din, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), remaja laki-laki jadi tidak peqaka, remaja perempuan tidak perawan.
4.      Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja, terutama bagi remaja perempuan, Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.

MEMINIMALISIR SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA
1)      Sibukkan remaja dengan berbagai aktivitas positif.
Remaja yang sibuk dengan berbagai kegiatan positif, kecil kemungkinan akan memikirkan hal-hal yang negatif, termasuk masalah seks.
Contoh berbagai kegiatan positif :
- olahraga : futsal, basket, berenang, memanah, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, lari
- bela diri : silat, karate, taekwondo, kungfu
- Kelompok Ilmiah Remaja
- jurnalistik : membuat buletin, majalah dinding
- kegiatan keagamaan untuk remaja : pengajian, belajar membaca Al Quran
- Organisasi Siswa
- bisnis : makanan, jam tangan, pulsa handphone, tas
- mengikuti berbagai perlombaan : olympiade bidang studi, story telling, kaligrafi, karikatur, komputer, membaca puisi, menyanyikan lagu, olahraga, kuis, pidato
- pramuka
- Palang Merah Remaja
2)      Siram rohani remaja dengan nilai-nilai keimanan.
Keimanan akan menjadi penjaga bagi perilaku remaja. Keimanan yang mendalam akan menumbuhkan rasa malu untuk melakukan penyimpangan. Walaupun tidak ada orang yang lelihat, mereka yakin bahwa Allah melihat segala perbuatan mereka. Tidak ada suatu tempat pun yang luput dari pengawasan Allah.
3)      Berikan pemahaman tentang dampak negatif seks bebas.
Pengetahuan tentang dampak negatif seks bebas akan mencegah remaja untuk melakukannya.
Beberapa dampak negatif seks bebas adalah:
- pelaku seks bebas akan mendapat cap negatif dari masyarakat, sebagai orang yang tidak bermoral
- diri dan keluarga akan mendapatkan malu
- bagi remaja wanita yang melakukannya, ada kemungkinan akan hamil, yang membuat mereka malu bila diketahui oleh masyarakat.
4)      Kontrol media massa yang mereka saksikan. 
Ingatkan remaja untuk menjauhi media massa yang menampilkan pornografi. Menyaksikan adegan porno akan merangsang hasrat seksual remaja, yang dikhawatirkan akan mendorong mereka untuk melakukan seks bebas.
Media yang perlu diwaspadai adalah internet. Lewat internet, remaja dapat dengan mudah mengakses berbagai tayangan pornografi. Situs pornografi di internet mencapai 492 juta.
Berbagai pihak sudah mengupayakan adanya proteksi terhadap situs porno, namun tentu itu tidak cukup. Walau sebagian situs porno sudah diblokir, yang belum masih banyak. Oleh karena itu, kegiatan kontrol menjadi sangat penting.

5. Perhatikan teman bergaul mereka.
Ingatkan remaja untuk memilih teman yang membawa manfaat untuk mereka, bukan teman yang akan menjerumuskan mereka ke lembah bencana. Anjurkan remaja untuk memilih teman yang senang melakukan berbagai kegiatan positif.






SEKSUAL PRA NIKAH REMAJA
Hubungan seksual adalah suatu hal yang sakral dan bertujuan untukmengembangkan keturunan.Kenikmatan yang diperoleh dari hubungantersebut merupakan karunia Tuhan kepada manusia dalam melaksanakanfungsinya meneruskan keturunan.Oleh karena itu hubungan seksual harusdilakukan dalam ikatan yang sah, dimana pasangan terikat komitmen dantanggung jawab moral (Jernih, 2010).Seksual pranikah remaja adalah hubungan seksual yang dilakukan remajasebelum menikah (BKKBN, 2007).
Definisi yang dirumuskan oleh WHO, remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2006). Perkembangan seorang remaja menurut Smith dan Anderson dalam
Dhamayanti (2009) terbagi menjadi tiga tipe yaitu remaja dini (10-13 tahun), remaja pertengahan (14-16 tahun), remaja akhir (17-21 tahun). Aspek seksual pada remaja mempunyai kekhususan antara lain pengalaman berfantasi dan mimpi basah. Fantasi ini tidak hanya dialami oleh para remaja, tetapi ternyata masih sering dialami sampai pada saat dewasa.Remaja menginginkan kebebasan yang lebih banyak dan kadang-kadang ingin lebih leluasa melakukan aktifitas seksual, walaupun tidak jarang menimbulkan konflik dalam dirinya sehingga sebagian merasa berdosa dan cemas (Soetjiningsih, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja menurut Soetjiningsih (2007) yaitu:
A.    waktu/ saat mengalami pubertas
B.     kontol sosial kurang tepat (terlalu ketat atau terlalu longgar), kurangnya kontrol dari orang tua, remaja tidak tahu batas-batas mana yang boleh dan mana yang tidak boleh,
C.     frekuensi pertemuan dengan pacarnya, hubungan antar mereka semakin romantis, adanya keinginan untuk menunjukkkan cinta pada pacarnya, penerimaan aktifitas seksual pacarnya.
D.    status ekonomi, kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak untuk memasuki masa remaja dengan baik,
E.     korban pelecehan seksual,
F.      tekanan dari teman sebaya, penggunaan obat-obat terlarang dan alcohol, merasa sudah saatnya untuk melakukan aktivitas seksual sebab sudah merasa matang secara fisik,
G.    sekedar menunjukkan kegagahan dan kemampuan fisiknya,
H.    terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar hormon reproduksi atau seksual. Menurut Smith dan Anderson dalam Dhamayanti (2009) munculnya dorongan seksual terjadi pada remaja pertengahan. Faktor- faktor yang meningkatkan dorongan seksual pada remaja menurut BKKBN (2007) yaitu menonton film porno, melihat gambar porno, mendengar cerita porno, berduaan di tempat sepi, berkhayal tentang seksual, menggunakan zat perangsang atau napza.Cara mengendalikannya yaitu dengan taat beribadah, remaja memahamitugas utamanya misalnya belajar dan bekerja, mengisi waktu sesuaidengan bakat, minat dan kemampuan misalnya olahraga, kesenian danberorganisasi.Akibat terjadinya hubungan seksual pranikah bagi remaja menurut Chyntia(2003) yaitu:
1) Kehamilan
Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan biladilakukan pada masa subur/ masa ovulasi.
2) Aborsi tidak aman
Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman dapatmengakibatkan kematian.
3) Penyakit kelamin
Definisi penyakit kelamin menurut Sa’abah (2001) yaitu penyakit yangdiakibatkan oleh infeksi diikuti peradangan dan ditularkan melaluihubungan seksual.Hubungan seks satu kali saja dapat menularkanpenyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakitkelamin.
2.    Perkembangan perilaku seksual remaja
Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis.Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003).

Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis.Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual.Sebagian besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan.Bila ada kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Soetjiningsih, 2004).
Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan.Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta.Sejumlah peneliti menemukan bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003).

KESIMPULAN
Hindari hubungan seks pra nikah jika masa depanmu ingin cemerlang. Karena, hubungan seks pra nikah ini dapat menghancurkan masa depanmu serta memalukan keluargamu sendiri. Bahaya utama dari melakukan hubungan seks pra nikah ini yaitu menderita penyakit HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ditemukan obat atau pencegahannya, banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghindari hubungan seks pra nikah. Selain itu, perlu adanya dukungan dari lingkungan sekitar dalam mewujudkan remaja yang terbebas dari hubungan seks pra nikah, spt teman, keluarga dan lingkungan sekolah