1.1 Definisi
Manajemen Kesehatan
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
Dengan
kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran
manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada umumnya, fungsi manajemen dalam suatu organisasi meliputi:
·
Planning
(perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
·
Organizing
(pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
·
Actuating
(directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi
penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
·
Controlling
(monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan
3.1 Penerapan Manajemen Di Bidang Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang
optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada
keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin
dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut,
administrasi (manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan
dengan administrasi niaga (business adminstration) yang lebih banyak
berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial (profit oriented).
Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi
umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.
Manajemen kesehatan harus
dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor
Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan Puskesmas dan jajarannya.
Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di RS, Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu
dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan
di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari
melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun (micro planning), pembagian
dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai dengan masing-masing tugas
pokoknya.
Sesuai dengan tujuan
sistem kesehatan tersebut, administrasi (manajemen) kesehatan tidak dapat
disamakan dengan administrasi niaga (business adminstration) yang lebih banyak
berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial (profit oriented).
Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi
umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum. Manajemen kesehatan
harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia.
4.1 Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan
1. manajemen personalia (mengurusi SDM)
2. manajemen keuangan
3. manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan
peralatan)
4. manajemen pelayanan kesehatan dan sistem
informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan )
5.1 Ekonomi Layanan Kesehatan
Masyarakat Indonesia sejak awal
tahun 1998 kembali dilanda krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun
1965. Bom Bali tanggal 12 Oktober 2002 juga memperburuk krisis
ekonomi yang berkepanjangan juga berdampak pada bidang kesehatan.
Kemampuan pusat-pusat pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang
menyediakan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan harga obat yang terjangkau
oleh masyarakat umum semakin menurun. Di sisi lain,
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya kesadaran mereka akan arti hidup sehat. Namun, daya beli
masyarakat untuk memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan semakin menurun akibat
krisis ekonomi yang berkepanjangan, terutama harga obat-obatan yang hampir
semua komponennya masih diimpor.
Depkes sudah mengantisipasi dampak
krisis ekonomi di bidang kesehatan dengan menyesuaikan terus kebijakan
pelayanannya terutama di tingkat operasional. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan primer, baik di Puskesmas maupun di RS Kabupaten harus dijadikan
indikator penerapan kebijakan baru di bidang pelayanan kesehatan. Realokasi
dana DAU dan DAK juga perlu terus dikembangkan oleh Pemda untuk membantu
penduduk miskin. Beberapa kebijakan operasional yang sudah mendapat perhatian
dalam menghadapi krisis kesehatan ini adalah :
1. Meletakkan
landasan kebijakan kesehatan yang lebih bersifat pencegahan (preventif)
2. Kebijakan obat
nasional harus diarahkan untuk pemasyarakatan obat-obatan esensial yang
terjangkau oleh masyarakat. Meskipun dengan dalih untuk membuka peluang bagi
penanaman modal asing (PMA), pembatasan jumlah industri farmasi harus
dilaksanakan secara ketat.
3. Etika
kedokteran dan tanggung jawab profesi seharusnya mendapat porsi yang lebih
besar dalam pendidikan dokter agar dokter yang ditamatkan oleh Fakultas
Kedokteran di Indonesia juga dapat berfungsi sebagai cendikiawan di bidang
kesehatan.
4. Kesehatan
merupakan hak masyarakat yang perlu terus diperjuangkan terutama penduduk
miskin karena sudah merupakan komitmen global pemerintah. Oleh karena itu, LSM
kesehatan perlu terus diberdayakan (bagian dari reformasi kesehatan) agar
mereka mampu menjadi pendamping kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan
perlindungan.
6.1 Pembiayaan Kesehatan
A. Sumber utama
pembiayaan kesehatan
1. Pemerintah
2. Swasta
3. Masyarakat dalam bentuk
pembiayaan langsung (fee for service) dan asuransi
4. Sumber-sumber lain dalam
bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri
B. Pembiayaan
kesehatan di masa depan akan semakin mahal karena :
1. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga
mengakibatkan meningkatnya tuntutan (demand) masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu.
2. Perkembangan teknologi kedokteran dan
pertumbuhan industri kedokteran. Hampir semua teknologi kedokteran masih
diimpor sehingga harganya relatif mahal karena nilai rupiah kita jatuh
dibandingkan dolar Amerika.
3. Subsidi Pemerintah semakin menurun akibat
krisis ekonomi tahun 1998. Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia sebelum
krisis adalah 18 US dólar/kapita/tahun, tapi kondisi ini menurun lagi setelah
krisis yaitu 12 US dólar/kapita/tahun pada tahun 2000. Seiring dengan turunnya
kemampuan pemerintah, daya beli masyarakat juga menurun untuk mengakses
pelayanan kesehatan.
7.1 Sumber Kegiatan Sektor Kesehatan
1. Pemerintah, yaitu APBN
yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sektor
kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih tetap
membantu pelaksanaan program kesehatan di daerah melalui bantuan dana
dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2. APBD yang bersumber
dari PAD (pendapatan asli daerah) baik yang bersumber dari pajak, atau
penghasilan Badan Usaha Milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa
bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung
yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan
kesehatan yang diserap oleh berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor
kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan.
3. Bantuan luar
negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan)
untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
8.1 Asuransi Kesehatan
Pembiayaan kesehatan yang bersumber
dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengantisipasi
mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Alasannyaantara lain :
1. Pemerintah
dapat mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan dari sektor kesehatan.
2. Meningkatkan
efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan.
3. Memeratakan
beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat
mengurangi resiko secara individu.
Asuransi kesehatan adalah suatu
mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko
kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok,
beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih
ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.
9.1 Jenis asuransi kesehatan yang berkembang
di Indonesia
1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial
Health Insurance). Contoh : PT Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan PT
Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.
2. Asuransi kesehatan komersial
perorangan (Private Voluntary Health Insurance). Contoh : Lippo Life, BNI Life,
Tugu Mandiri, Takaful, dll.
3. Asuransi kesehatan komersial
kelompok (Regulated Private Health Insurance). Contoh : produk
Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Askes.