Powered By Blogger

Rabu, 27 Agustus 2014

Sejarah Lahirnya Tiga Agama Besar (Yahudi, Kristen dan Islam)


Sebagaimana yang telah kita pahami, Agama telah menjadi sumber pegangan hidup banyak orang. Keyakinan beragama yang mendalam konon karena pengalaman dan penghayatan terhadap agama yang dianutnya. Namun, pengetahuan dan pilihan manusia menentukan agama yang diantunya terjadi karena dua kemungkinan; pertama, karena faktor lingkungan yang dibawa sejak lahir (Agama turunan), dan kedua lantaran pemahaman terhadap agama melalui pengkajian mendalam sehingga seseorang memutuskan menjadi penganut suatu agama. 

Ada keganjilan ajaran agama, ada pula yang banyak mengandung nalar, tentu pendalaman pada masing-masing agama perlu dilakukan. Berikut ini saya uraikan sejarah dan misteri ajaran 3 agama besar didunia: 
 
1.                  Agama Yahudi

Agama ini dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Isra’el, suatu agama yang kemudian dipeluk oleh bangsa Isra’el yang saat sekarang membentuk sebuah Negara bernama “Negara isra’el’’
Agama ini mempunyai latar belakang sejarah yang luas sehingga bilamana kita teliti sampailah pada Nabi Ibrahim, karena memang prinsip-prinsip ajaranya dapat dikatakan sebagai penerus daripada prinsip-prinsip ajaran yang sudah dibina oleh Nabi Ibrahim, oleh karena itu sering kali agama ini disebut “Agama Ibrahim”.

Agama ini telah berusia kurang lebih 33 abad, oleh karena agama ini diajarkan oleh Musa pada abad ke 13 dan kira-kira pada 4 abad sesudah Nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang Rasulullah adalah dibenarkan oleh Islam dan Kristen. Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama yang lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan berbagai macam alasan, sarjana-sarjana Barat yang beragama Kristen memandang Agama yahudi menjadi induknya agama islam dan Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas yaitu pada bangsa Isra’el saja yang jumlahnya kurang lebih 4 juta jiwa. Itupun mungkin disebabkan oleh adanya Zionisme (suatu faham bangsa yahudi yang fanatik untuk memperjuangkan kepentingan bangsa tersebut).

Ketika Nabi Musa membebaskan bangsa Isra’el dari perbudakan bangsa Mesir kuno, kemudian membawa pengikut-pengikutnya ke lembah bukit Sinai (Tursina) dimana ia menunjukan kepada mereka dua buah papan yang bertuliska 10 perintah Tuhan atau yang disebut orang Barat dan Kristen “Ten Commandments”. Kemudian “Ten Commandments” tersebut dijadikan inti ajaran kitab Taurat dan dijadikan sumber hukum Yahudi serta kepercayaan dan ethiknya. Dengan commandments ini pula orang Yahudi telah membuang jauh-jauh paham agama bangsa Semit primitive.
Akan tetapi sifat Tuhan serta hubungan manusia denganNya dari waktu ke waktu sering sekali dirumuskan dalam bentuk yang berbeda-beda. Sehingga agama Yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini. Ada beberapa kepercayaan dan upacara-upacara yang telah ditinggalkan, dan ada beberapa yang telah dirubah untuk disesuaikan dengan civilisasi dan kebudayaan dengan mana agama tersebut berhubungan, sehingga kepercayaan ataupun upacara-upacara tersebut mengalami pengertian yang baru.

Mengenai sifat labilnya (mudah berubahnya) ajaran Yahudi yang disebabkan oleh tangan-tangan pengikutnya sendiri sebenarnya sudah dapat diduga sebelumnya. Karena secara historis memang agama tersebut tidak memiliki dokumen-dokumen tertulis yang dapat dipercaya kemurnianya dari Nabinya secara langsung berbeda dengan Dokumen ajaran Muhammad yang ditulis langsung saat Nabi Muhammad memberikanya langsung kepada penulisnya sendiri. 

Disamping itu keadaan tidak menguntungkan Agama Yahudi itu telah diberitahukan oleh Al-Qur’an Beberapa kali kepada kita dimana intinya menyatakan bahwa para imam-imam (rahib-rahib Yahudi) telah banyak merubah kalam Tuhan dalam Kitab sucinya. Karena dorongan mencari keuntungan yang kecil saja, padahal mereka tahu bahwa perbuatan demikian sebenarnya Dosa.

Bahkan Yesus (Isa) sendiri selalu menyanggah dan menentang atas perbuatan Rahib Yahudi yang telah banyak menyeleweng dari ajaran Taurat Musa, sehingga menimbulkan dendam kesumat terhadap Yesus, karena martabat serta pengaruhnya tercemar vdimata pengikut Yahudi tersebut.  Menurut keyakinan Nasrani (Kristen), Yesus Krisitus ditangkap dan kemudian dihukum salib, karena fitnah dari orang-orang Yahudi. Padahal Yesus menjadikan ajaran taurat sebagai landasan Khutbah-khutbah ajaranya, Ia dating kedunia antara lain untuk menegakan/meneruskan hukum Taurat dan sebagai reformer Agama Musa (lihat Injil Matius 5 : 17 dan 18 dan 19).  Disinilah Nampak jelas hubungan antara Yahudi dan Kristen sebaga Agama penerus dari Agama sebelumnya.

Agama Islam memberikan peringatan-peringatan kepada pengikut-pengikut baik Musa maupun Isa (Yesus), supaya segera kembali kepada jalan benar sebagai yang diajarkan oleh Nabi mereka masing-masing. Menurut istilah Islam, para Rahib Yahudi serta pendeta-pendeta Kristen disebut Ahli Kitab. Dalam peringatan-peringatanya, Islam tidak mencela bahwa Agama Yahudi dari ajaran Musa dan Agama Kristen ajaran Isa sebagai Agama palsu melainkan semua ajaran kewahyuan yang benar murni dari Tuhan dipandang suatu kebenaran juga, bahkan semua agama yang benar-benar wahyu Tuhan dari sejak Nabi Adam A.S. Meskipun detail serta syariat-syariatnya berbeda-beda sesuai dengan masa dan situasi bangsa pada zamanya masing-masing.

FALSAFAH KETUHANANAN AGAMA YAHUDI

Agama Yahudi sebenarnya juga merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi Ibrahim (Ibrahim adalah Bapak Monoteisme). Agama Yahudi terkenal sebagai agama monoteisme mutlak (Tauhid) yang meletakan dasar kepercayaan kepada Tuhan Esa pada tempat pertama. Setiap orang yahudi yang akan mengerjakan suatu pekerjaan harus lebih dahulu mengucapkan “SHEMAH” yaitu ucapan sebagai berikut:
Dengarkanlah, Hai bangsa Isra’el, Tuhan yang kita sembah adalah Maha Esa”.

Konsep Musa tentang Ketuhanan memberi petunjuk uang berbeda dengan pandangan tentang dewa-dewa dari bangsa Isra’el pada masa sebelumnya bahkan juga konsepsi Ketuhan dari bangsa Babilonia, Mesir, Asiria dan lain-lain yang pada saat itu masih mempertuhankan benda-benda alam sekitar. Musa datang membawa agama yang memberantas konsepsi Ketuhanan yang sesat tersebut dan menggantikan dengan konsepsi Ketuhanan yang Monotheistis (Hanya Satu Tuhan). Didalam kitab perjanjian lama berkali-kali ditegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu YAHWEH, yang membebaskan bangsa Isra’el dari perbudakan bangsa Mesir (deut. 33 : 29).


2.                  Agama Nasrani (Kristen)

Agama ini bilamana dilihat dari segi latar belakang sejarahnya maka termasuk agama wahyu, karena pembawanya adalah Rasul Allah yang bernama Isa, yang dipercayai kebenaranya oleh agama Islam. Tugas Nabi Isa sebagai utusan Allah ialah menyampaikan wahyu dari Allah kepada bangsa Isra’el.
Agama ini disebut dengan “Nasrani” karena dikaitklan dengan nama sebuah kampung dekat Jarusalem dimana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama NAZARETH.

Menurut Prof. L. Salvatorilli, Nama Nazareth berasal dari kata “Nazir” yang mengandung arti “Messsiah” yang dijanjikan. Meskipun demikian Nabi Isa sering disebut “Orang Suci” seperti tersebut dalam kitab Injil sebagai berikut: “Apakah yang harus kita perbuat terhadapmu, hai kamu Jesus dari Nazareth? Apakah kamu datang untuk menghancurjkan kita?  Saya tahu bahwa kamu adalah Orang Suci dari Tuhan”. (Markus. 1 : 24 Lukas IV -34).

Bila agama ini sering disebut “Kristen” maka nama itu mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian), jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dipabtiskan dengan perminyakan suci itu. Sedangkan nama “Jesus” adalah nama menurut ucapan bahasa Geek, yang diucapkan dalam bahasa Arab dengan “Isa” dan dalam bahasa Ibrani dengan kata “Joshua”. Dalam Al-Qur’an sendiri nama Isa disebut sampai 30 kali dan dihormati selaku utusan Allah.

Menurut sejarah, Jesus Kristus dilahirkan pada tahun ke - 4 sebelum tahun pertama Masehi ± tanggal 25 Desember – tahun 4 S.M. disebuah desa bernama Betlehem (Baitu Lahmin). Orang tuanya bernama Yusuf, tukang kayu yang tinggak di Nazareth, ibunya bernama Maria (Maryam). Kehamilan Maria bukan karena hubungan kelamin dengan Yusuf, tapi karena ruh kudus dari Allah. Pada saat itu Yusuf baru berada dalam setatus pertunangan bersama Maria. Karena prasangka buruk Yusuf terhadap Maria, maka datanglah Malaikat kepadanya untuk mengkabarkan bahwa kehamilan Maria bukan karena perbuatan seseorang, tapi karena memang dikehendaki Tuhan, dan Maria akan melahirkan anak laki-laki yang disebut dengan Immanuel (Artinya: Allah beserta kita). Demikian penuturan kitab suci Injil Matius ayat 18-25.

Sejak kecil, Yesus diasuh oleh para rahib Yahudi di Jerusalem yang mengajarkan hukum-hukum Taurat serta berusaha mendidiknya menjadi pengikut agama Yahudi. Tapi setelah dewasa, Yesus suka membantah dan menentang pendapat atau praktek-peaktek rahib Yahudi dalam pengamalan hukum-hukum Taurat yang menyeleweng dari ajaran aslinya. Banyak argumentasi Yesus yang dapat menundukan rahib-rahib tersebut. Tapi disamping itu banyak pula diantara rahib itu yang menaruh dendam terhadapnya yang ternyata pada akhirnya menjadi malapetaka yang menimpa dirinya yakni berupa fitnah, pembunuhan dan sebagainya.

Ketika umur 30 tahun beliau dinobatkan (dibaptis) menjadi Rasul oleh Yahya. Maka sejak saat itu beliau menjalankan missi mengkhotbahkan ajaran-ajaranya kepada bangsa Isra’el, terutama pada 12 orang apostel (rasul) nya. Setelah 7 tahun menjalankan kerasulanya pada tahun 33 Masehi beliau ditangkap oleh Gubernur Romawi di Palestina yaitu Pontius Pilatus akibat fitnahan dari rahib-rahib Yahudi, Ia dituduh ingin menjadi raja Yahudi dengan melawan kekuasaan Kaisar Romawi yang diwakili oleh Pentius Pilatus di Palestina itu. Setelah dipenjarakan beberapa waktu, kemudian dijatuhi hukuman mati diatas tiang salib. Pada waktu itu Yesus berusia 37 tahun. Salah seorang mudridnya yakni Yudas Eskariot (Yahuza) menjadi biang keladi dalam peristiwa penangkapan dirinya, oleh karena itu Yudas dipandang telah murtad dan keluar dari pengikut Yesus.

Jadi menurut kepercayaan Nasrani, Yesus benar-benar telah mati disalib dan penderitaanya itu tak lain adalah karena demi untuk penebusan dosa-dosa manusia oleh dirinya sendiri. Kepercayaan demikina mengandung tendensi  bahwa siapapun yeng telah menjadi Kristen, maka dosa-dosanya telah diampuni dan ditanggung oleh Yesus dengan salibnya itu. Riwayat tentang wafatnya Yesus ini diuraikan dalam kitab-kitab Injil, misalnya Injil Matius 27 : 32-56 dan 57-66 dan sebagainya.

FALSAFAH KETUHANAN AGAMA NASRANI

Filsafat ketuhanan agama Nasrani adalah TRINITAS atau TRIMURTI. Dalam Trinitas terdapat pengakuan keimanan terhadap adanya “TIGA OKNUM KETUHANAN” yaitu Allah sang Bapak, Roh Suci dan Yesus Kristus. Ketiganya merupakan kesatuan yang merupakan satu kebenaran yang Esa. Menurut rumusan Nasrani, filsafat ketuhanan yang demikian itu tidak boleh disebut polytheisme, tetapi harus dikatakan Monotheisme, sebab oknum kedua dan ketiga merupakan bagian dari Allah Sang Bapak. Dengan istilah lain bahwa ketiganya adalah dalam ke-Esaan, atau ke-Esaan-Nya dalam Ketigaan-Nya. 

Pernah terjadi dua orang ahli teologi (Arius dan Athanius) berbeda pendapat tentang masalah tersebut apakah Yesus Kristus itu hanya menusia seorang Utusan Allah; ataukah sebagai seorang manusia Tuhan yang mempunai zat yang sama dengan Allah.

Ajaran Islam, dalam kitab suci Al-Qur’an telang ditegaskan bahwa Tuhan itu tidak beranak, bahwa Yesus Kristus (Isa) itu bukan anak Allah dan sebagai utusan-Nya; bahwa Isa itu adalah anak Mariam melalui Ruhul Kudus; dan bahwa Tuhan itu bukan Taslis tetapi Allah adalah Esa, tiada sekutu, tiada yang menyamai-Nya dari segala apa yang terhampar di ala mini dan lain-lain. Demikian menurut surat Al-Maidah 8 dan 72-75 ; Maryam 29-30 ; Al-Ikhlas dan sebagainya.

3.                  Agama Islam
Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.


Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia. Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.


Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Nabi Muhammad. Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.


Islam sebagai Agama adalah merupakan tuntunan hidup yang telah berkembang kurang lebih 15 abad sampai saat ini. Ia menjadi sumber pedoman umat manusia dan ia berasal dari wahyu Allah SWT. Sebagai agama wahyu Islam berfungsi sebagai korektor terhadap ajaran agama-agama sebelumnya yang pernah diwahyukan.


FALSAFAH AGAMA ISLAM

Bila dilihat dari materi ajaranya maka Islam merupakan Agama yang paling sempurna dibanding dengan ajaran agama-agama sebelumnya. Oleh karena itu Agama ini memberikan petunjuk bagaimana seharusnya manusia sebagai hamba Allah sang pencipta alam semesta ini berbuat dan membaktikan diri kepadaNya sehingga terwujudlah suatu hubungan vertikal (lurus keatas) dengan Chaliknya melalui peraturan dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri.
Disamping hubungan orang per orang secara vertikal, Islam juga memberi petunjuk begaimana seharusnya manusia sebagai mahluk sosial melakukan hubungan dengan masyarakatnya melalui cara dan sistem yang juga telah ditetapkan oleh Allah yaitu berupa syari’ah (hukum-hukum) mu’amalah. Dari segi ukuran kehidupan sosial, maka hubungan yang disebutkan terakhir ini merupakan hubungan horizontal (meluas atau melebar ke lingkungan sekitar).

Baik hubungan vertikal maupun horizontal itu bagi manusia adalah suatu pusat kegiatan hidupnya yang wajib dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terwujudlah hubungan yang serba berkeseimbangan antara keduamya. Disinilah antara lain ciri khas Islam dalam mendidik manusia dibanding ajaran agama lain. Ajaran Islam berusaha membangun kehidupan manusia yang serba memiliki keserasian, keseimbangan serta keselarasan.

Islam mendorong manusia untuk hidup dinamis, tidak menyerah pada nasib dan keadaan lingkungan yang ada. Dibalik itu ajaranya yang penuh arti pedagosis itu, Islam meletakan sesuatu kakuatan essensial bagi hidup manusia berupa keimanan yang bersumber pada “TAUHID” yakni asasi yang mendidik manusia mengimani adanya SATU kekuasaan Mutlak yaitu ALLAH SWT.





Kesimpulan

Tiga agama besar yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam banyak memiliki kesamaan. Yahudi sebagai pionir hadirnya agama yang dimulai oleh ajaran Abraham - atau Ibrahim dalam bahasa Arab. Ajaran yang diyakini berasal dari Ibrahim diyakini sebagai pilar agama Yahudi. Yahudi menjadikan Musa sebagai tonggak dalam menjalankan iman. Lalu Isa dijadikan oleh Nasrani sebagai panutan bagi pengikut Nasrani. Lalu belakangan Islam datang dengan Muhammad sebagai Rasul untuk melengkapi dan menyempurnakan keyakinan dan kepercayaan masa lalu. Sumbernya sama: Abraham sebagai Bapak Monoteisme.

            Jadi, mari kita lihat kesamaan dan SEJARAH INDAH bagaimana ketiga agama besar ini lahir. Nah, dalam Islam sejak awal telah meletakkan dasar toleransi dan koeksistensi dalam kehidupan sosial dan keagamaan dengan Yahudi dan Nasrani. Nyatanya dalam sejarahnya Yahudi, Kristen dan Islam harus berbagi dan bukan saling memusnahkan. Tidak ada perintah dari Islam, Yahudi dan Nasrani untuk saling menghancurkan pemeluk dan agama lain. Islam sebagai kekuatan terakhir penentu juga memberi pesan: Agamaku agamaku, agamamu agamamu!
Saya selalu percaya dalam ajaran agama manapun tidak hanya tiga agama besar ini, selalu mengajarkan kita tentang KETAATAN, PERDAMAIAN, DAN CINTA KASIH.


Sumber: Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, oleh Prof. H.M Arifin M.Ed